Pendahuluan
Dalam sistem muamalah Islam, akad menempati posisi sentral sebagai fondasi segala bentuk transaksi dan perjanjian. Memahami akad secara mendalam menjadi kunci dalam menjalankan aktivitas ekonomi yang sesuai syariat. Artikel ini akan mengupas tuntas konsep akad dari berbagai aspek.
Pengertian Akad: Bahasa dan Istilah
1. Secara Bahasa
Kata “akad” berasal dari bahasa Arab ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan (عقد – يعقد – عقداً) yang berarti:
Mengikat (seperti mengikat tali)
Menetapkan
Memperkuat
Allah berfirman dalam QS. Al-Falaq:4:
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.”
2. Secara Istilah
Ulama mendefinisikan akad sebagai:
Definisi Umum:
“Ikatan antara dua kehendak yang menimbulkan konsekuensi hukum syar’i”Definisi Spesifik:
“Perjanjian yang disyariatkan antara dua pihak yang menimbulkan akibat hukum pada objek perjanjian”
Dasar Hukum Akad dalam Islam
Al-Quran:
QS. Al-Maidah:1: “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”
QS. An-Nisa:29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”
Hadist:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Muslimin itu terikat dengan syarat-syarat mereka” (HR. Abu Dawud)
“Penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar (memilih untuk melanjutkan atau membatalkan) selama mereka belum berpisah” (HR. Bukhari-Muslim)
Unsur-unsur Pokok dalam Akad
Aqid (Pelaku Akad)
Syarat: Baligh, berakal, dan ridha
Contoh kasus: Akad anak kecil tidak sah kecuali untuk hal yang menguntungkannya
Ma’qud ‘Alaih (Objek Akad)
Harus halal, bermanfaat, dapat diserahkan, dan jelas spesifikasinya
Contoh tidak sah: Menjual ikan di laut yang belum ditangkap
Shighat (Ijab-Qabul)
Dapat berupa ucapan, tulisan, atau isyarat yang dipahami
Contoh modern: Klik “Beli” di e-commerce termasuk shighat
Klasifikasi Akad secara Komprehensif
1. Berdasarkan Kekuatan Hukum
Jenis Akad | Keterangan | Contoh |
---|---|---|
Sahih | Memenuhi semua syarat | Jual beli tunai |
Fasid | Cacat sebagian syarat | Jual beli dengan riba |
Batil | Tidak memenuhi syarat pokok | Jual beli barang haram |
2. Berdasarkan Sifat Perikatan
Akad Lazim (Mengikat):
Tidak bisa dibatalkan sepihak
Contoh: Jual beli, nikah
Akad Ghairu Lazim / Jaiz (Tidak Mengikat):
Bisa dibatalkan sepihak
Contoh: Wakalah (perwakilan), Ariyah (pinjam meminjam)
3. Berdasarkan Tujuan Ekonomi
Tabel Perbandingan:
Jenis Akad | Karakteristik | Contoh | Dampak Kepemilikan |
---|---|---|---|
Tabarru’ | Non-profit | Hibah, Wakaf | Pemindahan hak |
Mu’awadhah | Timbal balik | Jual beli, Sewa | Pemindahan hak |
Tathbiqiyyah | Gabungan | Mudharabah | Tidak memindahkan hak |
Contoh Aplikasi Akad Kontemporer
Perbankan Syariah:
Murabahah (jual beli dengan markup)
Ijarah (sewa menyewa)
Musyarakah (kerjasama usaha)
E-Commerce:
Akad jual beli online
Masalah khiyar (hak memilih) dalam transaksi digital
Properti:
Akad istisna’ (pembangunan bertahap)
Akad musaqah (kerjasama perkebunan)
Kesalahan Umum dalam Akad
Gharar (Ketidakjelasan)
Contoh: Menjual mobil yang sedang dibawa sopir tanpa spesifikasi jelas
Ikhtilathul ‘Aqdain (Mencampur Dua Akad)
Contoh: “Saya akan jual mobil saya jika Anda menyewakan rumah kepada saya”
Riba
Contoh: Penambahan harga dalam utang piutang
Panduan Praktis Melakukan Akad
Langkah-langkah:
Pastikan objek akad jelas
Tentukan harga/kompensasi
Lakukan ijab qabul
Catat jika diperlukan (terutama untuk nilai besar)
Dokumentasi:
Pentingnya saksi dan bukti tertulis
Rekomendasi notaris untuk akad penting
FAQ Seputar Akad
Q: Apakah akad melalui WhatsApp sah?
A: Sah selama memenuhi rukun dan syarat akad, terutama keridhaan kedua belah pihak.
Q: Bagaimana jika terjadi perselisihan dalam akad?
A: Diselesaikan melalui musyawarah atau lembaga arbitrase syariah.
Q: Apakah akad bisa dibatalkan?
A: Tergantung jenis akad. Akad lazim hanya bisa dibatalkan dengan kesepakatan.
Penutup
Memahami akad secara komprehensif merupakan kewajiban setiap Muslim dalam bermuamalah. Dengan penerapan akad yang benar, kita dapat terhindar dari praktik yang dilarang syariat sekaligus mendapatkan keberkahan dalam transaksi.
Daftar Pustaka:
Kitab Fiqh Muamalah Kontemporer, Dr. Yusuf Al-Qaradawi
Al-Mughni, Ibnu Qudamah
Fatwa DSN-MUI tentang berbagai akad kontemporer