SEO, Rezeki, Rizki

rezeki sudah diatur allah, lari kemanapun akan dikejar rezeki

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha (ikhtiar) Namun tetap ketentuan rezeki sudah diatur Allah. Tidak perlu mengkhawatirkan tentang masalah rezeki.  Jadi, tak perlu khawatir akan rezeki.

Sumber https://rumaysho.com/10276-tak-perlu-khawatir-dengan-rezeki.html

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu kekhawatiran yang sering menghantui banyak orang adalah tentang rezeki. Bagaimana cara mencarinya? Apakah rezeki yang kita dapatkan akan cukup? Bagaimana jika suatu hari nanti rezeki itu terhenti? Namun, Ibnul Qayyim, seorang ulama besar dalam Islam, memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya menyikapi masalah rezeki.

Penjelasan Ibnul Qayyim tentang Rezeki

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa rezeki adalah sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai seorang hamba, kita diminta untuk fokus pada apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kita, bukan pada rezeki yang sudah dijamin. Rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah ditentukan oleh Allah. Selama ajal masih ada, rezeki pasti akan datang.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Ibnul Qayyim menggambarkan keadaan seorang janin dalam rahim ibunya sebagai contoh yang konkret. Pada tahap ini, janin mendapatkan rezekinya melalui tali pusar berupa darah dari ibunya. Setelah janin lahir dan jalan rezeki tersebut terputus, Allah membuka dua jalan rezeki yang lain melalui air susu ibu. Air susu ini bahkan lebih baik dan lebih lezat dibandingkan dengan rezeki yang diperolehnya sebelumnya.

Begitu juga saat masa menyusui selesai, Allah kembali membuka empat jalan rezeki yang lebih sempurna dari sebelumnya, yaitu dua makanan dari hewan dan tumbuhan, serta dua minuman dari air dan susu. Ini menggambarkan betapa Allah senantiasa memberikan rezeki yang lebih baik dan lebih sempurna kepada hamba-Nya.

Rezeki Setelah Kehidupan di Dunia

Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, jalan rezeki yang biasa didapatkannya di dunia akan terputus. Namun, bagi seorang mukmin yang beruntung, Allah membuka delapan jalan rezeki yang merupakan pintu-pintu surga. Orang tersebut dapat memasuki surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa menggantikan sesuatu yang ditutup dengan sesuatu yang lebih baik, khususnya bagi orang-orang yang beriman.

Hadits Nabi Muhammad ﷺ juga mengingatkan kita bahwa rezeki seseorang sudah ditentukan sejak dia masih dalam kandungan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama. Kemudian diutus malaikat dan diperintahkan dengan empat kalimat, dan dikatakan kepadanya: Tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Muslim)

Kesimpulan

Dari penjelasan Ibnul Qayyim, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya tanpa rezeki. Allah selalu menyediakan jalan rezeki bagi setiap makhluk-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya tidak terlalu khawatir tentang rezeki, karena Allah telah menjaminnya. Sebaliknya, kita harus fokus pada menjalankan perintah Allah dan berusaha menjadi hamba yang taat.

Dengan demikian, kita bisa hidup lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat, tanpa perlu khawatir akan rezeki yang sudah Allah tentukan untuk kita.

Referensi

  • Ibnul Qayyim, Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali
  • Al-Qur’an Surat Hud: 6
  • Hadits Riwayat Muslim
Tentang Penulis
Picture of Asy-Syirkah Indonesia
Asy-Syirkah Indonesia

Asy-Syirkah Indonesia adalah Koperasi Syariah berdasarkan prinsip syariah murni sesuai syariat, Kitabullah Wa Sunnatu Rasulillah.

rezeki sudah diatur allah, lari kemanapun akan dikejar rezeki
Page 5

rezeki sudah diatur allah, lari kemanapun akan dikejar rezeki

SEO, Rezeki, Rizki

Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha (ikhtiar) Namun tetap ketentuan rezeki sudah diatur Allah. Tidak perlu mengkhawatirkan tentang masalah rezeki.  Jadi, tak perlu khawatir akan rezeki.

Sumber https://rumaysho.com/10276-tak-perlu-khawatir-dengan-rezeki.html

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu kekhawatiran yang sering menghantui banyak orang adalah tentang rezeki. Bagaimana cara mencarinya? Apakah rezeki yang kita dapatkan akan cukup? Bagaimana jika suatu hari nanti rezeki itu terhenti? Namun, Ibnul Qayyim, seorang ulama besar dalam Islam, memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya menyikapi masalah rezeki.

Penjelasan Ibnul Qayyim tentang Rezeki

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa rezeki adalah sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai seorang hamba, kita diminta untuk fokus pada apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kita, bukan pada rezeki yang sudah dijamin. Rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah ditentukan oleh Allah. Selama ajal masih ada, rezeki pasti akan datang.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Ibnul Qayyim menggambarkan keadaan seorang janin dalam rahim ibunya sebagai contoh yang konkret. Pada tahap ini, janin mendapatkan rezekinya melalui tali pusar berupa darah dari ibunya. Setelah janin lahir dan jalan rezeki tersebut terputus, Allah membuka dua jalan rezeki yang lain melalui air susu ibu. Air susu ini bahkan lebih baik dan lebih lezat dibandingkan dengan rezeki yang diperolehnya sebelumnya.

Begitu juga saat masa menyusui selesai, Allah kembali membuka empat jalan rezeki yang lebih sempurna dari sebelumnya, yaitu dua makanan dari hewan dan tumbuhan, serta dua minuman dari air dan susu. Ini menggambarkan betapa Allah senantiasa memberikan rezeki yang lebih baik dan lebih sempurna kepada hamba-Nya.

Rezeki Setelah Kehidupan di Dunia

Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, jalan rezeki yang biasa didapatkannya di dunia akan terputus. Namun, bagi seorang mukmin yang beruntung, Allah membuka delapan jalan rezeki yang merupakan pintu-pintu surga. Orang tersebut dapat memasuki surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa menggantikan sesuatu yang ditutup dengan sesuatu yang lebih baik, khususnya bagi orang-orang yang beriman.

Hadits Nabi Muhammad ﷺ juga mengingatkan kita bahwa rezeki seseorang sudah ditentukan sejak dia masih dalam kandungan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama. Kemudian diutus malaikat dan diperintahkan dengan empat kalimat, dan dikatakan kepadanya: Tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Muslim)

Kesimpulan

Dari penjelasan Ibnul Qayyim, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya tanpa rezeki. Allah selalu menyediakan jalan rezeki bagi setiap makhluk-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya tidak terlalu khawatir tentang rezeki, karena Allah telah menjaminnya. Sebaliknya, kita harus fokus pada menjalankan perintah Allah dan berusaha menjadi hamba yang taat.

Dengan demikian, kita bisa hidup lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat, tanpa perlu khawatir akan rezeki yang sudah Allah tentukan untuk kita.

Referensi

  • Ibnul Qayyim, Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali
  • Al-Qur’an Surat Hud: 6
  • Hadits Riwayat Muslim
Picture of Asy-Syirkah Indonesia
Asy-Syirkah Indonesia

Asy-Syirkah Indonesia adalah Koperasi Syariah berdasarkan prinsip syariah murni sesuai syariat, Kitabullah Wa Sunnatu Rasulillah.

All Posts
Postingan Serupa

Search

kredit riba, hukum kredit riba, rumah kredit riba, beli rumah tanpa riba, kredit rumah syariah
kredit riba, hukum kredit riba, rumah kredit riba, beli rumah tanpa riba, kredit rumah syariah
kredit riba, hukum kredit riba, rumah kredit riba, beli rumah tanpa riba, kredit rumah syariah

Artikel Lainnya

0%